DAMASKUS - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meledakkan kuil Baal Shahmin, satu dari sejumlah situs bersejarah terpenting di kota kuno Palmyra, Suriah, pada Minggu (23/8/2015). Inilah pertama kalinya peninggalan era Romawi menjadi sasaran ISIS.
Menurut kelompok aktivis Syrian Observatory for Human Rights, militan ISIS menggunakan alat peledak
berjumlah banyak yang diletakkan di sekitar kuil tersebut. Akibatnya, kuil itu rusak parah.
"Saya menyaksikan Palmyra dihancurkan di depan mata saya. Tuhan,
tolong kami untuk ke depannya," ucap kepala Direktorat Barang Antik dan
Museum Suriah, Maamoun Abdul-Karim, pada Reuters.
The Sydney Morning Herald melansir, Maamoun sebenarnya sudah menduga
bahwa kuil-kuil di Palmyra tak akan lolos dari rencana penghancuran ISIS.
"Kami sudah mengatakan ini hingga berkali-kali bahwa setelah militan ISIS meneror warga, mereka akan mulai menghancurkan kuil-kuil," katanya lagi.
Aksi pemboman ini dilakukan setelah seorang arkeolog asal Suriah Khaled Asaad (83) dipenggal oleh ISIS akibat menolak untuk bekerja sama dan memberitahu soal keberadaan artefak berharga yang sudah disembunyikan oleh Khaled.
Sejak ISIS
mengambil alih kota Palmyra pada Mei 2015 lalu, beberapa bangunan
peninggalan bersejarah yang ada di kota itu memang kerap menjadi target
pemboman atau serangan ISIS.
Banyak pula artefak-artefak berharga dijual, yang hasil penjualannya kemudian dijadikan sebagai pemasukan pendanaan operasi ISIS.
Oleh karena itu, sebelum ISIS
sempat menguasai Palmyra, pemerintah setempat, dibantu Khaled, sempat
menyembunyikan sejumlah barang antik dan artefak berharga di luar kota
itu, meski masih banyak yang tersisa dan tertinggal di Palmyra. (The
Sydney Morning Herald/NBC News)
0 komentar:
Post a Comment